Jumat, 09 September 2011

 
PENGENDALIAN GULMA

Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan pertaniankarena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi. Gulma yang selalutumbuh di sekitar pertanaman (crop) mengakibatkan penurunan laju pertumbuhan serta hasilakhir. Adanya gulma tersebut membahayakan bagi kelangsungan pertumbuhan danmenghalangi tercapainya sasaran produksi pertanaman pada umumnya. Pengendalian gulmahendaknya dilaksanakan jika kita telah memiliki pengetahuan tentang gulma itu.Pengendalian dapat berbentuk pencegahan dan pemberantasan. Mencegah biasanyalebih murah tetapi tidak selalu lebih mudah. Di negara-negara yang sedang membangunkegiatan pengendalian yang banyak dilakukan orang adalah pemberantasan. Pengendaliangulma dapat dilakukan dengan cara-cara :          1.                  Preventif ( Pencegahan )
Pengendalian gulma secara preventif adalah pengendalian dengan cara mencegahterjadinya infeksi dari pada mengobati. Pengendalian gulma secara preventif terbagi ataskarantina, penggunaan biji yang bersih, memperhatikan sisa-sisa tanaman pertanian(jerami) yang akan dipergunakan sebagai pakan ternak, tidak menggunakan pupuk kandang yang masih baru, mencegah hewan ternak berpindah langsung ke daerahlain, penggunaan alat pertanian, penggunaan tanah atau pasir, pembersihan bahantanaman yang akan ditanam, pembersihan tebung-tebing saluran pengairan, pembersihangulma di tepi jalan, mencegah terbentuknya biji-biji gulma dengan cara melakukan pembabatan gulma sebelum berbunga, dan dengan cara meningkatkan kesadaranmasyarakat.Cara ini teruatama ditujukan terhadap species-species gulma yang sangatmerugikan dan belum terdapat tumbuh di lingkungan kita. Species gulma asing yangcocok tumbuh di tempat-tempat baru dapat menjadi pengganggu yang dahsyat(eksplosif). Misalnya kaktus di Australia, eceng gondok di Asia-Afrika. Cara-cara pencegahan masuk dan menyebarkan gulma baru antara lain adalah :                     a.   Dengan pembersihan bibit-bibit pertanaman dari kontaminasi biji-biji gulma.                                        b.      Pencegahan pemakaian pupuk kandang yang belum matang.                                                                              c.    Pencegahan pengangkutan jarak jauh jerami dan rumput-rumput makanan ternak.                                 d.    Pemberantasan gulma di sisi-sisi sungai dan saluran-saluran pengairan.                                                   e.     Pembersihan ternak yang akan diangkut.
 

Pencegahan pengangkutan tanaman berikut tanahnya dan lain sebagainya.Apabila hal-hal tersebut di atas tidak dapat dilaksanakan dengan baik, maka harusdicegah pula agar jangan sampai gulma berbuah dan berbunga. Di samping itu jugamencegah gulma tahunan (perennial weeds) jangan sampai berbiak terutama dengan caravegetatif.
                                                                                                                                                     2.       Pengendalian Gulma Secara Fisik 
 Pengendalian gulma secara fisik ini dapat dilakukan dengan jalan :

a.                  Manual
Cara manual maksudnya adalah Pencabutan dengan tangan atau disebut penyiangan dengan tangan merupakan cara yang praktis, efesien, dan terutama murah jika diterapkan pada suatu area yang tidak luas, seperti di halaman, dalam barisan danguludan di mana alat besar sulit untuk mencapainya dan di daerah yang cukup banyak tenaga kerja. Pencabutan dengan tangan ditujukan pada gulma annual dan biennial. Untuk gulma perennial pencabutan semacam ini mengakibatkan terpotongdan tertinggalnya bagian di dalam tanah yang akhirnya kecambah baru dapat tumbuh.Pencabuatn bagi jenis gulma yang terakhir ini menjadi berulang-ulang dan pekerjaanmenjadi tidak efektif. Pelaksanaan pencabutan terbaik adalah pada saat sebelum pembentukan biji (Moenandir, 1988).

b.                  Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dengan menggunakan alat-alat seperti cangkul, garu, bajak,traktor dan sebagainya pada umumnya juga berfungsi untuk memberantas gulma.Efektifitas alat-alat pengolah tanah di dalam memberantas gulma tergantung beberapa faktor seperti siklus hidup dari gulma atau kropnya, dalam dan penyebaranakar, umur dan ukuran infestasi, macamnya krop yang ditanaman, jenis dan topografitanah dan iklim.

c.                   Pembabatan (Pemangkasan, Mowing)
Pembabatan umumnya hanya efektif untuk mematikan gulma setahun danrelatif kurang efektif untuk gulma tahunan. Efektivitas cara ini tergantung padawaktu pemangkasan, interval (ulangan) dan sebagainya. Pembabatan biasanyadilakukan di perkebunan yang mempunyai krop berupa pohon, pada halaman-halaman, tepi jalan umum, jalan kereeta pai, padang rumput dan sebagainya.Pembabatan sebaiknya dilakukan pada waktu gulma menjelang berbunga atau padawaktu daunnya sedang tumbuh dengan hebat.
 
d.                  Penggenangan
Penggenangan efektif untuk memberantas gulma tahunan. Caranya denganmenggenangi sedalam 15 - 25 cm selama 3 - 8 minggu. Gulma yang digenangi haruscukup terendam, karena bila sebagian daunnya muncul di atas air maka gulmatersebut umumnya masih dapat hidup.

e.                  Pembakaran
Suhu kritis yang menyebabkan kematian pada kebanyakan sel adalah 45 - 550C, tetapi biji-biji yang kering lebih tahan daripada tumbuhannya yang hidup.Kematian dari sel-sel yang hidup pada suhu di atas disebabkan oleh koagulasi pada protoplasmanya.Pembakaran secara terbatas masih sering dilakukan untuk membersihkantempat-tempat dari sisa-sisa tumbuhan setelah dipangkas. Pada sistem peladangan diluar Jawa cara ini masih digunakan oleh penduduk setempat. Pembakaran umumnya banyak dilakukan pada tanah-tanah yang non pertanian, seperti di pinggir-pinggir  jalan, pinggir kali, hutan dan tanah-tanah industri.Keuntungan pembakaran untuk pemberantasan gulma dibanding dengan pemberantasan secara kimiawi adalah pada pembakaran tidak terdapat efek residu pada tanah dan tanaman. Keuntungan lain dari pembakaran ialah insekta-insekta danhama-hama lain serta penyakit seperti cendawan-cendawan ikut dimatikan.Kejelekannya ialah bahaya kebakaran bagi sekelilingnya, mengurangi kandunganhumus atau mikroorganisme tanah, dapat memperbesar erosi, biji-biji gulma tertentutidak mati, asapnya dapat menimbulkan alergi dan sebagainya.

f.                    Mulsa (Mulching, Penutup Seresah)
Penggunaan mulsa dimaksudkan untuk mencegah agar cahaya matahari tidak sampai ke gulma, sehingga gulma tidak dapat melakukan fotosintesis, akhirnya akanmati dan pertumbuhan yang baru (perkecambahan) dapat dicegah. Bahan-bahan yangdapat digunakan untuk mulsa antara lain jerami, pupuk hijau, sekam, serbuk gergaji,kertas dan plastik.

3.                  Pengendalian Gulma Dengan Sistem Budidaya
 Cara pengendalian ini jiga disebut pengendalian secara ekologis, oleh karenamenggunakan prinsip-prinsip ekologi yaitu mengelola lingkungan sedemikian rupasehingga mendukung dan menguntungkan pertanaman tetapi merugikan bagi gulmanya.Di dalam pengendalian gulma dengan sistem budidaya ini terdapat beberapa cara yaitu :

 
a.                  Pergiliran Tanaman
Pergiliran tanaman bertujuan untuk mengatur dan menekan populasi gulmadalam ambang yang tidak membahayakan. Coontoh : padi ± tebu ± kedelai, padi ± tembakau ± padi. Tanaman tertentu biasanya mempunyai jenis gulma tertentu pula, karena biasanya jenis gulma itu dapat hidup dengan leluasa pada kondisiyang cocok untuk pertumbuhannya. Sebagai contoh gulma teki (Cyperusrotundus) sering berada dengan baik dan mengganggu pertanaman tanah keringyang berumur setahun (misalnya pada tanaman cabe, tomat, dan sebagainya).Demikian pula dengan wewehan (Monochoria vaginalis) di sawah-sawah. Dengan pergiliran tanaman, kondisi mikroklimat akan dapat berubah-ubah, sehinggagulma hidupnya tidak senyaman sebelumnya.

b.                  Budidaya Pertanaman
Penggunaan varietas tanaman yang cocok untuk suatu daerah merupakantindakan yang sangat membantu mengatasi masalah gulma. Penanaman rapat agar tajuk tanaman segera menutupi ruang-ruang kosong merupakan cara yang efektif untuk menekan gulma.Pemupukan yang tepat merupakan cara untuk mempercepat pertumbuhantanaman sehingga mempertinggi daya saing pertanaman terhadap gulma.Waktu tanaman lambat, dengan membiarkan gulma tumbuh lebih dulu laludiberantas dengan pengolahan tanah atau herbisida. Baru kemudian tanamanditanam pada tanah yang sebagian besar gulmanya telah mati terberantas.

c.                   Penaungan Dengan Tumbuhan Penutup (Cover Crops)
Mencegah perkecambahan dan pertumbuhan gulma, sambil membantu pertanaman pokoknya dengan pupuk nitrogen yang kadang-kadang dapatdihasilkan sendiri.

4.      Pengendalian Gulma Secara Biologis
 Pengendalian gulma secara biologis (hayati) ialah pengendalian gulma denganmenggunakan organisme lain, seperti insekta, fungi, ternak, ikan dan sebagainya.Pengendalian biologis yang intensif dengan insekta atau fungi biasanya hanya ditujukanterhadap suatu species gulma asing yang telah menyebar secara luas dan ini harus melalui proses penelitian yang lama serta membutuhkan ketelitian. Juga harus yakin apabilaspecies gulma yang akan dikendalikan itu habis, insekta atau fungi tersebut tidak menyerang tanaman atau tumbuhan lain yang mempunyai arti ekonomis.

 
Sebagai contoh pengendalian biologis dengan insekta yang berhasil ialah pengendalian kaktus Opuntia spp. Di Australia dengan menggunakan Cactoblastiscactorum , dan pengendalian Salvinia sp. dengan menggunakan Cyrtobagous singularis. Demikian juga eceng gondok (Eichhornia crassipes) dapat dikendalikan secara biologisdengan kumbang penggerek  Neochetina bruchi dan Neochetina eichhorniae. Sedangkan jamur atau fungi yang berpotensi dapat mengendalikan gulma secara biologis ialahUredoeichhorniae untuk eceng gondok, Myrothesium roridum untuk kiambang , danCerospora sp. untuk kayu apu. Di samping pengendalian biologis yang tidak begitu spesifik terhadapspecies-species tertentu seperti penggunaan ternak dalam pengembalaan, kalkun pada perkebunan kapas, ikan yang memakan gulma air dan sebagainya.

5.      Pengendalian Gulma Secara Kimiawi
 Pengendalian gulma secara kimiawi adalah pengendalian gulma denganmenggunakan herbisida. Yang dimaksud dengan herbisida adalah senyawa kimia yangdapat digunakan untuk mematikan atau menekan pertumbuhan gulma, baik secara selektif maupun non selektif. Macam herbisida yang dipilih bisa kontak maupun sistemik, dan penggunaannya bisa pada saat pratanam, pratumbuh atau pasca tumbuh. Keuntungan pengendalian gulma secara kimiawi adalah cepat dan efektif, terutama untuk areal yangluas. Beberapa segi negatifnya ialah bahaya keracunan tanaman, mempunyai efek residuterhadap alam sekitar dan sebagainya. Sehubungan dengan sifatnya ini maka pengendalian gulma secara kimiawi ini harus merupakan pilihan terakhir apabila cara-cara pengendalian gulma lainnya tidak berhasil. Untuk berhasilnya cara ini memerlukandasar-dasar pengetahuan yang cukup dan untuk itu akan diuraikan tersendiri lebih lanjut.

6.      Pengendalian Gulma Secara Terpadu
 Yang dimaksud dengan pengendalian gulma secara terpadu yaitu pengendaliangulma dengan menggunakan beberapa cara secara bersamaan dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya.Walaupun telah dikenal beberapa cara pengendalian gulma antara lain secara budidaya, fisik, biologis dan kimiawi serta preventif, tetapi tidak satupun cara-caratersebut dapat mengendalikan gulma secara tuntas. Untuk dapat mengendalikan suatuspecies gulma yang menimbulkan masalah ternyata dibutuhkan lebih dari satu cara pengendalian. Cara-cara yang dikombinasikan dalam cara pengendalian secara terpadu initergantung pada situasi, kondisi dan tujuan masing-masing, tetapi umumnya diarahkan
 
agar mendapatkan interaksi yang positif, misalnya paduan antara pengolahan tanahdengan pemakaian herbisida, jarak tanam dengan penyiangan, pemupukan denganherbisida dan sebagainya, di samping cara-cara pengelolaan pertanaman yang lain.


KESIMPULAN

Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan beberapa cara. Secara preventif, misalnyadengan pembersihan bibit-bibit pertanaman dari kontaminasi biji-biji gulma, pencegahan pemakaian pupuk kandang yang belum matang, pencegahan pengangkutan jarak jauh jeramidan rumput-rumputan makanan ternak, pemberantasan gulma di sisi-sisi sungai dan saluran-saluran pengairan, pembersihan ternak yang akan diangkut, pencegahan pengangkutantanaman berikut tanahnya dan sebagainya.Secara fisik, misal dengan pengolahan tanah, pembabatan, penggenangan, pembakarandan pemakaian mulsa.Dengan sistem budidaya, misal dengan pergiliran tanaman, budidaya pertanaman dan penaungan dengan tumbuhan penutup (cover crops).Secara biologis, yaitu dengan menggunakan organisme lain seperti insekta, fungi,ternak, ikan dan sebagainya.Secara kimiawi, yaitu dengan menggunakan herbisida atau senyawa kimia yang dapatdigunakan untuk mematikan atau menekan pertumbuhan gulma baik secara selektif maupunnon selektif, kontak atau sistemik, digunakan saat pratanam, pratumbuh atau pasca tumbuh.Secara terpadu, yaitu dengan menggunakan beberapa cara secara bersamaan dengantujuan untuk mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya.